Laman

Minggu, 31 Juli 2011

Keluarnya Ya’juj Ma’juj

بسم الله الرحمن الرحيم

Di antara tanda Kiamat kubro adalah keluarnya Ya’juj Ma’juj dari kurungannya. Keluarnya mereka sebagai tanda Kiamat kubro wajib kita imani karena dalil-dalil menetapkannya.

Firman Allah, “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 96-97).

Keluarnya mereka adalah keburukan yang dekat yang telah diperingatkan oleh Rasulullah saw.

Dari Zaenab binti Jahsy bahwa Nabi datang kepadanya dengan tergopoh-gopoh. Beliau bersabda, “La ilaha illallah, celaka orang-orang Arab dari keburukan yang telah dekat, pada hari ini benteng Ya’juj Ma’juj dibuka seperti ini.” Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan jari telunjuknya. (Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 1341, Mukhtashar Shahih Muslim no. 1987).

Dalam surat al-Kahfi Allah menjelaskan bahwa Ya’juj Ma’juj dikurung oleh Dzulkarnain dengan baja karena mereka berbuat rusak di bumi sehingga mereka tidak keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah.

Firman Allah Taala, “Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, ‘Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.’ Dzulkarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, ‘Tiuplah (api itu)’, hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, ‘Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata, ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar” (Al-Kahfi: 93-98).

Mereka adalah Ya’juj Ma’juj, ada yang berkata, ia bukan nama Arab, ada yang berkata, ia adalah nama Arab, diambil dari ajijun nar yang berarti bergolaknya api, atau dari al-Ajj yang berarti air asin. Apapun begitulah nama mereka yang tercantum di dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Mereka adalah sekelompok umat dari Bani Adam, jumlah mereka sangatlah besar.

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri dari Nabi saw bersabda, Allah Taala berfirman, “Wahai Adam.” Adam menjawab, “Aku penuhi panggilanMu dengan suka cita dan kebaikan berada di tanganMu.” Allah Taala berfirman, “Keluarkan rombongan neraka.” Adam bertanya, “Apa rombongan neraka?” Allah berfirman, “Sembilan ratus sembilan puluh sembilan dari tiap-tiap seribu.” Pada saat itu anak kecil beruban, wanita hamil meletakkan kehamilannya dan kamu melihat manusia mabuk dan mereka tidak mabuk akan tetapi azab Allah sangat keras. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, siapa dari kami yang menjadi satu itu?” Nabi saw menjawab,”Bergembiralah kalian, karena satu orang dari kalian, sementara seribu dari Ya’juj dan Ma’juj.” (Mukhtashar Shahih al-Bukhari no. 1342).

Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah hadits di Musnad Imam Ahmad (5/271), al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9) berkata tentangnya, “Rawi-rawinya adalah rawi-rawi ash-Shahih.” Hadits tersebut menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol dengan rambut merah kecoklatan, mata sipit, datang dengan cepat dari tempat yang tinggi.

Di awal pembahasan penulis telah katakan bahwa Ya’juj Ma’juj dikurung dengan baja oleh Dzulkarnain, mereka tidak akan keluar darinya sebelum janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir zaman sebagai tanda Kiamat yang sudah diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa turun dan membunuh Dajjal. Keluarnya mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam hadits no 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu Hurairah, dan dishahihkan oleh al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735. Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok’. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata, ‘Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah Taala’. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata, ‘Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit.”

Pembicaraan tentang Ya’juj Ma’juj ini penulis tutup dengan sebuah hadits an-Nawas bin Sam’an di Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal tentangnya.

Rasulullah bersabda, “Ketika Isa dalam kondisi demikian, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu, tak seorang pun mampu memerangi mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di At-Thur’. Lalu Allah mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka mengalir dari segala penjuru. Rombongan pertama melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Rombongan terakhir menyusul sementara air danau telah mengering, mereka berkata, ‘Sepertinya dulu di sini pernah ada air’. Nabi Isa AS dan teman-temannya dikepung sehingga kepala sapi bagi mereka lebih berharga daripada 100 dinar, lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat di leher mereka, maka mereka mati bergelimpangan seperti matinya jiwa yang satu. Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka tidak ada sejengkal tempat pun di bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka. Lalu Nabiyullah Isa AS dan teman-temannya berdoa kepada Allah, kemudian Allah menurunkan hujan deras yang mengguyur seluruh rumah, baik yang terbuat dari tanah atau kulit binatang. Hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin yang berkilauan.”

Sumber : http://sunatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar